Pertama-tama gue kenalin dulu sohib gue satu lagi. Dia berkaki bulat dan tangannya sering gue pegang erat, motor gue. Motor gue ini dilahirkan dengan nama Honda Vario. Dengan kulitnya yang berwarna biru, dia setia menggendong gue kemana-mana. Pergi ke sekolah, pergi main, motor ini selalu nemenin gue. Where are you going? Ok I’m walking, seperti itulah kira-kira motto si motor. Tapi pada suatu hari kejadian naas terjardi.

Kejadian ini bertepatan dengan tanggal 1 bulan Ramadhan 1430 H. Pada waktu itu gue bingung, gue mau ngabuburit kemana awal Ramadhan ? Setelah berpikir, gue memutuskan untuk pergi ke waduk di dekat kecamatan gue. Waduk Sempor namanya. Walaupun beda kecamatan, jarak antara rumah gue sama waduk ini tidak begitu jauh. Bersama tiga teman gue, kami pergi ke sana dengan 2 motor.

Sudah gue duga, ternyata banyak sekali manusia di sana. Tempat ini memang sering diapelin banyak orang untuk ngabuburit saat Ramadhan atau sekedar berwisata. Kami di waduk hanya sebentar, karena sudah puas melihat air, juga waktu maghrib akan segera tiba.

Gue pisah sama 2 teman gue, yang rumahnya beda arah sama rumah gue. Sebelum gue balik ke kandang, gue mengembalikan salah seorang teman gue ke emaknya terlebih dahulu. Setelah mengantarkan temen gue, kejadian itu terjadi !

Kalau gue lihat ke arah langit waktu itu, mungkin waktu kejadian jam 17.30 WIB. TKP terjadi di persimpangan jalan rumah gue. Gue jalan dari arah barat. Motor gue pun telah mengedipkan matanya sebagai tanda gue pengin belok ke arah utara. Sesaat gue melihat kaca di motor gue untuk memastikan tiada motor dari arah barat. Namun apa yang terjadi ? Sebuah motor menabrak motor gue pas posisi gue melintang ! Bruukkk ! Mungkin begitulah kira-kira bunyi rintihan motor gue. Sesaat motor gue menjerit, tiitt ! Atau jika di terjemahkan dalam bahasa manusia, Tolooong ! Gue heran, apakah saking genitnya mata motor gue yang membuat tuh motor mencium motor gue ?


Si tersangka mencoba melarikan diri. Namun, ada tukang becak yang dengan cepat menangkap si tersangka. Gue makin di atas angin. Gue merintih kesakitan dan mulai memajang tampang polos agar gue mendapat perhatian dari sekitar gue. Padahal, gue kagak luka sedikit pun ! Tidak lupa gue mengucapkan Alhamdullilah di hati gue, tapi raut wajah gue, tetap seperti kesakitan yang teramat sangat serambi memegang kaki gue.

Si Tersangka langsung di bawa kerumah gue. Setelah di telaah, pantat motor gue alias knalpot, pecah. Pikiran gue apakah motor gue bisa kentut dan kembali berjalan seperti sedia kala ? Setelah di coba, motor gue dapat kembali kentut dengan merdunya.

Tidak lama kemudian, satpam gue datang. Langsung gue tunjuk sebagai pengacara dadakan sebagai juru bicara gue. Sementara gue masuk ke rumah untuk berbuka puasa. Gue pun menyuruh pembantu gue membuatkan menu berbuka puasa untuk si tersangka.

Setelah itu, satpam gue berbicara kepada gue. Dia pun berhasil menyita uang 50,000 dan KTP si tersangka sebagai jaminan. Gue kaget seketika, ketika mengetahui si tersangka mantan karyawan bokap gue. Setelah berunding sama satpam, dan menimbang mempertimbangan kondisi gue sama motor yang tidak begitu parah, gue memutuskan pergi ke tempat orang tersebut malam itu juga. Rumahnya ternyata juga di daerah Sempor. Kami sepakat kalau menyebut insiden tersebut sebagai kecelakaan tanpa unsur kesengajaan. Tidak lupa satpam gue mengembalikan barang sitaannya tadi.

0 komentar:

Posting Komentar